<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d28389881\x26blogName\x3delge\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dLIGHT\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://maselge.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://maselge.blogspot.com/\x26vt\x3d2868462112700883862', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

elge

pria biasa, pustakawan pada harian yang penuh angka pada halaman tengahnya.

Sunday, March 25, 2007

penyanyi dangdut

Tayangan infotaiment sabtu pagi [24/3] :
"Delapan dari sepuluh orang penyanyi dangdut bercerai "
[tumben batin saya, infotainment pake statistik..]

Kenapa bercerai?
Penyanyi junior, pengin cepat melejit..kalo perlu "modal lain" dikeluarkan, atau tertarik sama produser, punya pacar gelap, nikah siri sama pengusaha/pejabat atau malah cari sensasi...hingga diwawancarai infotainment berkali-kali hingga ujungnya jadi top karena gosip kawin cerai bukan karena prestasinya.

Penyanyi senior, merasa sang pendamping tak mampu mendampingi lagi alias "nggak level", menurut suaminya terlalu banyak show urusan rumah tangga terbengkalai, dan paling klise adalah sudah tak ada kecocokan lagi atau kadang perlu sensasi/gosip untuk mempertahankan popularitas hingga kasus cerainya berlarut-larut lengkap dengan bumbu orang ketiga atau rebutan anak/harta.

Masih menurut infotainment itu yang melakukan wawancara dengan beberapa orang sumber :
Penyanyi pria: "Iya kalo itu sih tergantung artisnya sendiri deh.... kaya'nya nggak bisa disamaratakan gitu memang ada beberapa penyanyi yang selain jual suara ada juga yang "nyambi"
Penyanyi wanita: "Menurut saya, itu tergantung iman dari si penyanyi itu sendiri. Saya sangat bersyukur banget atas didikan agama dari orang tua saya, hingga iman saya terjaga dari hal-hal yang miring-miring" [ssttttt..padahal dia juga bercerai beberapa tahun silam tapi sudah kawin lagi]
Ulama : "Seni itu sebetulnya indah dan menghibur, tapi bila sudah mengundang syahwat maka menjadi haram"

Jadi...penyanyi dangdut itu juga manusia...bisa kawin bisa juga cerai.

Thursday, March 22, 2007

Road to Bandung

Matahari belum begitu tinggi ketika tiba di Kampung Daun.Hawa udara dingin dan gerimis langsung menyergap begitu kami tiba.
Penat perjalanan 2 jam Jakarta-Bandung langsung tergantikan udara segar dan rasa ngantuk.

Kampung Daun terasa sangat unik, tertata alami dengan memanfaatkan kontur pegunungan yang bertingkat-tingkat menjadikan tempat ini tempat bersantai yang jauh dari kesan formal.

Terletak di Bandung atau tepatnya di lembah desa Cihideung dan Cigugur, 4,7 kilometerdari ujung jalan Sersan Bajuri pertigaan Terminal Kendaraan Umum Ledeng menuju arah Parongpong Lembang.

Karena datang pagi, tanpa reservasi pun kami masih mendapat saung dan lesehanSambil menunggu menu yang dipesan, rombongan berjumlah 14 orang ini ngobrol-ngobrol menentukan sasaran..[perang ..'kaleeee].

Dari sejak berangkat sebetulnya sudah "pelurusan" niat atau agenda, intinya hanya jalan-jalan, lihat-lihat FO-distro, bela-beli [kalo bawa duit] dan makan-makan saja. tidak ada agenda lain.
Tapi ternyata lolos juga, ada yang sempet kopi darat juga.

Makan beramai-ramai, menu tradisional sambil beranda-canda membuat acara makan siang menjadi semakin nikmat. Nasi kukus pedas, nasi timbel panas plus rasa lapar merupakan kombinasi "maut", sialnya kita lupa memesan air putih, maka lengkaplah "penderitaan" kepedasan dengan rasa panas manis sekoteng dan bajigur.

Acara makan molor sampai jam 14.00, segera diputuskan untuk "menyerbu" ke kota, puter-puter wisata belanja plus wisata pulsa alias bertelepon ria antar rombongan kecil akibat kesasar menambah serunya petualangan.

Sempet mampir di Museum Asia-Afrika untuk "sesi" pemotretan sambil menunggu teman yang kesasar.

Melewatkan malam minggu di Ciwalk [Cihampelas],

menikmati macetnya lalu-lintas kemudian membeli buah tangan sebelum pulang ke Jakarta.