banjir dan kejahatan televisi
Hampir 5 hari ini kita disuguhi berita banjir.
Semuanya seragam, melaporkan bencana banjir.
Reporter televisi berbasah-basah terendam atau minimal berlatar belakang banjir.
Semua berlomba-lomba sedekat mungkin melaporkan, bahkan ikut perahu karet dan wawancara dengan penduduk yang diatap-atap rumah.
Bahkan untuk supaya lebih dramatis,
kalau perlu melakukan "drama alias reka ulang"* evakuasi korban banjir
padahal mereka telah dievakuasi beberapa saat.
Semua demi pemirsa, semua dilaporkan sedekat mungkin, dengan penuh kecemasan dan nyaris tanpa harapan.
Jadi semakin lama kita nonton televisi maka semakin takut pula, hingga tidak sekolah atau bekerja.
Waduh...
*hal ini sering dilakukan waktu tayangan kriminal
Semuanya seragam, melaporkan bencana banjir.
Reporter televisi berbasah-basah terendam atau minimal berlatar belakang banjir.
Semua berlomba-lomba sedekat mungkin melaporkan, bahkan ikut perahu karet dan wawancara dengan penduduk yang diatap-atap rumah.
Bahkan untuk supaya lebih dramatis,
kalau perlu melakukan "drama alias reka ulang"* evakuasi korban banjir
padahal mereka telah dievakuasi beberapa saat.
Semua demi pemirsa, semua dilaporkan sedekat mungkin, dengan penuh kecemasan dan nyaris tanpa harapan.
Jadi semakin lama kita nonton televisi maka semakin takut pula, hingga tidak sekolah atau bekerja.
Waduh...
*hal ini sering dilakukan waktu tayangan kriminal
2 Comments:
Pembohongan publik tuh namanya....
Pak, gimana kalo yg di surat kabar??? apa beritanya 100% benar jg???
Tanpa bermaksud menyinggung nih :D
Masa sich om...?!!
Ada bukti ga, laporin KPI tuch!
Jgn2 kmrn jd figuran ga dibayar
trus ngambek nich critanya he3...
Post a Comment
<< Home